Anak Balita Anda Susah Makan? Berikut Cara Mengatasinya
Anak yang susah makan memang membuat orangtua cemas karena khawatir nutrisinya tidak terpenuhi. Nafsu makan balita yang susah ditebak inilah yang sering membuatnya susah makan. Akibatnya, anak kerap menolak berbagai macam jenis makanan yang Anda tawarkan.
Kebiasaan makan anak balita bisa menjadi penyebab ia susah makan. Terkadang, ada masa di mana anak ingin makan satu menu makanan yang sama dalam satu minggu. Kemudian di minggu berikutnya anak tidak ingin menyentuh makanan yang disukainya di minggu kemarin.
Selain itu, kebiasaan makan tidak sehat lainnya yang bisa memicu anak balita susah makan adalah ngemil di jeda waktu makan. Kebiasaan tersebut membuat anak menolak untuk makan di saat waktu yang sudah dijadwalkan.
Membuat jadwal makan yang tepat
Menentukan jam makan sangat penting untuk anak balita. Hal ini dilakukan agar ia mengerti konsep lapar dan haus sehingga nutrisi dan gizi si kecil tetap terpenuhi.
Memberi tahu anak waktu jam makan
Sekitar 5 – 10 menit sebelum jam makan, beritahu si kecil bahwa sebentar lagi sudah masuk waktu makan. Anak-anak mungkin akan kelelahan setelah beraktivitas, akibatnya mereka akan malas makan dan lebih memilih untuk istirahat. Membuat pemberitahuan menjelang waktu makan memberikan anak waktu untuk menenangkan diri sebelum makan dan bersiap-siap.
Kreasi Penyajian
Ada istilah “kita makan dengan mata sebelum dengan mulut”. Orang dewasa kadang memang tidak terlalu bawel dengan tampilan makanan. Namun, anak-anak bisa sangat kritis terhadap penyajian makanannya. Karena itu, Bunda harus lebih kreatif dalam menyajikan sayur untuk buah hati.
Berikan kesan menyenangkan terhadap makan sayuran dengan tempat makan lucu, atau bentuk penyajian yang menarik. Hindari memaksa buah hati makan jenis makanan tertentu dengan ancaman atau membuat makan sayur sebagai hukuman. Hal ini malah akan membuat anak semakin enggan bahkan tidak akan mau makan sayur.
Tambah Mentega
Bagi lidah anak, sayuran mungkin terasa agak pahit karena lidah mereka masih sensitif. Karena itu, menolak sayuran seperti sudah menjadi insting mereka. Supaya anak suka makan sayur, coba masak menggunakan mentega yang kaya vitamin A, E, dan D3.
Pilih Sayuran Segar
Semakin segar sayuran yang diolah, akan semakin lezat rasanya. Karena itu, penting bagi Bunda untuk selalu memastikan kesegaran sayuran sebelum diolah. Usahakan untuk langsung mengolah sayuran yang baru dibeli. Menyimpan sayuran, misalnya disimpan di dalam kulkas dalam waktu lama, bisa mengurangi kesegarannya. Sayuran yang tidak segar pun akan terlihat kurang menarik di piring. Hal ini bisa berakibat buah hati semakin tidak berselera menyantapnya.
Cari Sayuran yang Disukai Anak
Di antara banyaknya pilihan sayur, Bunda harus cermat memperhatikan mana yang menjadi kesukaan anak. Sajikan berbagai olahan sayuran secara bergantian setiap hari agar anak tidak bosan. Perhatikan bagaimana respon dan reaksinya terhadap sayuran yang di sajikan. Kemudian bisa mencari berbagai resep dan cara mengolah beberapa sayuran favorit buah hati agar ia tidak bosan.
Jadikan Menu Pembuka
Anak akan lebih toleran dengan menu yang disantapnya saat ia lapar. Karena itu, sebaiknya sajikan sayuran sebagai makanan pembuka. Biasakan anak menyantap sup sayuran, seperti sayur bayam sebelum masuk ke hidangan utama berupa nasi dan lauk. Ini akan meminimalkan alasan si buah hati untuk menolak sayuran.
Ajak Anak Berpartisipasi
Tumbuhkan rasa suka buah hati terhadap sayuran dengan mengajaknya berpartisipasi dalam mengolah menu makanannya sendiri. Bunda bisa mulai dengan menanyakan apa yang ingin ia makan harini, kemudian ajak ia ke pasar atau supermarket untuk memilih sendiri sayurannya. Bunda juga bisa sambil mengajarkannya cara memilih sayuran yang bagus dan segar.
Ajak anak melihat dan membantu Bunda di dapur saat menyiapkan sayuran untuk menu makannya. Melihat perjalanan dan proses sayuran dari mulai dibeli sampai disajikan di piring akan menumbuhkan antusiasme buah hati untuk mencoba pilihannya sendiri.